Selasa, 28 April 2020



TUGAS BAB 7

BAGIAN 2



1.   Carilah 5 produk makanan dan 5 produk minuman, lalu bandingkan produk mana yang lebih diminati oleh konsumen, dengan sistematika di bawah ini !
Nama Produk :
Harga :
Komposisi :
Tingkat kepuasan :
Tanggapan Umum :
Kualitas Produsen :
Kesimpulan Konsumen :
2.  Dari hasil analisa tersebut buatlah kesimpulan secara keseluruhan produk makanan dan minuman manakah yang paling diminati oleh konsumen ? 



Note : Kerjakan dengan sungguh-sungguh, kerjakan soal tersebut di kertas dan kirimkan jawaban ke e-mail : ratihpurwaningrum0411@gmail.com, pengumpulan jawaban maksimal tanggal 7 Mei 2020, perlu diperhatikan, wajib absensi di halaman presensi. terimakasih #WFH #dirumahAja

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa... Mohon maaf Lahir Batin ...

Minggu, 19 April 2020

TUGAS BAB 7

  1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengujian produk !
  2. Mengapa kita perlu melakukan pengujian produk ?
  3. Bagaimanakah tahapan/proses pengujian produk sebelum produk tersebut di produksi secara masal ?
  4. Apa manfaat pengujian produk bagi konsumen ?
  5. Dalam pengujian produk akan ditemukan bahwa produk tersebut merupakan produk yang unggul, unik dan berorientasi pasar, menurut anda bagaimanakah produk tersebut dapat dikatakan sebagai produk yang unggul, unik dan berorientasi pasar ?
  6. Produk baru yang dibuat bisa saja tidak diterima oleh konsumen, jika demikian maka apa yang harus anda lakukan agar produk yang anda buat dapat diterima oleh konsumen ?
  7. jelaskan secara singkat bagaimana cara meminimalisasi resiko kegagalan produk !
  8. Carilah 1 produk yang menurut kalian tidak mampu bertahan lama atau gagal di pasaran, lalu analisis dengan sistematika : a. nama produk, b. fungsi dan kegunaan, c. siapa konsumenya, d. alasan kegagalan, e. solusi mengatasi kegagalan !

Note : Kerjakan dengan sungguh-sungguh, kerjakan soal tersebut di selembar kertas dan kirimkan jawaban ke e-mail : ratihpurwaningrum0411@gmail.com, pengumpulan jawaban maksimal tanggal 25 April 2020, perlu diperhatikan, wajib absensi di halaman presensi. terimakasih #WFH #dirumahAja

PENGUJIAN   PRODUK 



Pengujian produk atau pengujian konsep produk merupakan suatu kegiatan yang ada di dalam salah satu tahap pengembangan produk. Sebelum diproduksi dan di pasarkan, produk baru lebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk ini perusahaan akan memperoleh produk atau merek yang memiliki masa depan.


A.     Arti dan Tujuan Pengujian Produk

Pengujian konsep produk merupakan salah satu tahap dalam pengembangan produk baru. Sebelum diproduksi dan dipasarkan, produk baru terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk, perusahaan atau suatu usaha akan memperoleh produk atau merek yang memiliki masa depan yang baik dan cerah.
Produk atau konsep produk dapat disajikan secara simbolik maupun fisik. Konsumen dimintai pendapatannya tentang produk tersebut dengan atribut dan keterkaitannya. Setiap pengujian produk atau konsep produk harus mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut:

1.      Apakah konsep produk/gambaran produknya jelas dan mudah dimengerti?
2.      Apakah manfaat dari produk tersebut bagi anda?
3.      Apakah anda melihat manfaat khas yang tidak terdapat pada produk lain dari pesaing?
4.      Apakah anda menyukai produk ini dibanding dengan produk lain yang sejenis?
5.      Apakah anda bersedia membeli produk?
6.      Apakah produk ini memenuhi keinginan atau kebutuhan anda?
7.      Perbaikan apakah yang anda usulkan atau kebutuhan anda?
8.      Apakah anda bersedia membeli produk ini meskipun lebih mahal dari produk lain yang sejenis ?

Dengan melakukan kegiatan pengujian produk, perusahaan atau suatu usaha akan dapat lebih memperkaya konsep produk dan memilih produk terbaik yang diminati konsumen. Metode seperti ini bisa diterapkan dalam berbagai macam produk, baik barang maupun jasa. 

Banyak perusahaan atau usaha merasa puas apabila sudah mendapatkan gagasan atau ide produk dan tidak mematangkan gagasan tersebut menjadi konsep untuk diuji. Apabila produk tersebut belum diuji maka produk tersebut akan mengalami kesulitan ketika memasuki pasaran, jadi hal tersebut bisa dihindari dengan adanya pengujian produk.

Pengembangan konsep merupakan cara yang efektif dan jika telah dilakukan dengan benar maka anda bisa menyelamatkan biaya ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Anda juga akan terhindar dari langkah awal yang salah, postioning yang salah, strategi yang buruk, dan menjual kepada orang yang salah.

Ini bukan sekedar masalah jaminan, tetapi lebih penting dari itu, sebagai panduan anda untuk melewati seluruh proses pengembangan, dari mulai konsep awal sampai suksesnya peluncuran produk baru.

Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar.
Proses biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.

Sebuah pendekatan efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga harga.

a.        Produk unggulan tidaklah cukup.
     Orang hanya bersedia berpindah ke produk baru ketika melihat adanya keuntungan yang signifikan. Dalam berbagai pengalaman, biasanya lebih dari 30-50%. Orang harus mempercayai bahwa produk baru tersebut lebih berharga dari pada uang, waktu dan kenyamanan yang dimiliki saat ini. Anda harus meyakinkan orang bahwa pada akhirnya mereka akan melakukan perbaikan besar atas apa yang dimiliki sekarang, perlu perubahan dari apa yang telah mereka miliki, ada cara yang relatif sederhana untuk membuktikan keunggulannya, bahwa ia akan menepati janjinya, ditambah berbagai isu-isu lainnya. Perbaikan yang setengah-setengah jarang berhasil untuk menggantikan pemimpin besar.

b.       Bukan apa yang anda ketahui, tetapi apa yang orang pikirkan tentang produk anda.
       Produk yang paling sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai tujuan, dalam konteks yang berbeda, dengan harapan yang berbeda pula. Jadi anda tidak bisa mengembangkan produk hanya di atas kertas, karena produk itu ada di dunia nyata, tetapi dalam realitas psikologis, yaitu dunia seperti yang dirasakan oleh orang-orang, seperti yang disaring melalui keyakinan dan emosi mereka. Anda harus menggerakan orang, bukan produk.

c.        Bangunlah Laboratorium pemasaran Anda.
        Laboratorium yang dimaksud adalah tempat yang paling efektif untuk mencoba produk baru. Belum ada laboratorium yang lebih baik untuk menguji produk baru dibanding dengan diskusi kelompok terarah (focus group discussion). Dalam diskusi kelompok tersebut, orang-orang akan termotivasi untuk berkomunikasi, dan seorang moderator yang berpengalaman dapat menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran dan hati mereka. Di sana, semua yang dikatakan itu penting, juga sama pentingnya dengan bagaimana mereka mengatakan itu, apa yang ada di balik perkataan mereka, dan termasuk juga apa yang tidak mereka katakan.

B.     Tahapan Pengujian Produk

Konsep pengujian merupakan proses atau usaha yang diprediksi menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk menghitung respon pelanggan pada produk baru sebelum diperkenalkan di pasar. Pengujian konsep membantu kita menguji keberhasilan produk baru.
Tahapan pengujian produk sebelum kita menawarkan di pasaran secara umum, meliputi:
  • Membuat prototype produk terlebih dahulu.
  • Evaluasi prototype.
  • Lalu memberikan tester kepada pasar.
  • Evaluasi tester dan pasar.
  • Membuat rencana lanjutan setelah evaluasi.
  • Produksi massal.
  • Evaluasi produksi massal.
Pada proses selanjutnya, konsep produk yang telah dianalisa berbagai kemungkinannya secara teoritis dan ternyata dapat diterima, maka konsep tersebut dikembangkan menjadi produk secara fisik oleh Departemen Litbang.
Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu dilakukan, diantaranya:
  • Pembuatan Model dengan 3 persyaratan : Harus dipandang oleh konsumen sebagai suatu perwujudan atribut-atribut pokok seperti produk sebelumnya, Harus dapat bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal, Bisa dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia. 
  • Pengujian Fungsional: Untuk mengetahui apakah produk tersebut berfungsi dengan baik dan aman bagi konsumen. 
  • Pengujian Konsumen: Melibatkan konsumen untuk menilai dan mengetahui bagaimana tanggapan konsumen.
Setelah melewati tiga tahap dalam proses pengembangan produk, langkah selanjutnya adalah pengujian pasar. Pengujian pasar ini merupakan proses di mana produk dan program pemasaran masuk ke dalam kondisi yang lebih nyata.

Pengujian pasar ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman dengan pemasran produk. Tujuan dasar dari pengujian pasar adalah menguji produk itu sendiri, di dalam situasi yang sebenarnya. Hasil-hasil pengujian pasar dapat dipakai untuk membuat perakitan penjualan dan laba yang lebih baik.

1.     Manfaat Pengujian Pasar

        Pengujian pasar mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
  • Untuk membuat prediksi penjualan masa datang yang lebih di percaya.
  • Pengujian awal terhadap berbagai alternative rencana pemasaran.
  • Perusahaan akan menentukan sumber kegagalan produk yang luput dari perhatian pada tahap pembuatan produk.
Pengujian pasar menjanjikan informasi yang memadai untuk memutuskan jadi atau tidak meluncurkan produk baru. Jika perusahaan melanjutkan dengan komersialisasi, maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Adapun keputusan yang perlu dipertimbangkan secara matang dalam menentukan tahap komersialisasi, meliputi kapan memperhatikannya, ke mana saja wilayah pemasarannya, kepada siapa, dan bagaimana caranya.

2.     Tahapan Proses Pengujian Produk Baru

Pengujian produk baru bertujuan memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk di pasar. Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai:

a.      Technical Testing (Pengujian Teknis)
        Yaitu dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototype dapat menghasilkan sejumlah informasi penting tentang  product shelf life (usia panjang produk), tingkat keusangan produk masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian  dan jadwal pemeliharaan yang tepat. 
Masing-masing dari jenis informasi tersebut mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya, estimasi usia pajang produk bisa berpengaruh  terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya tambahan informasi labeling, periklanan dan sebagainya.

b.      Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
        Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum ada utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu konsumen menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan. Selanjutnya meleksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, yaitu sebagai berikut:
  • Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
  • Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada  uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
  • Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
  • Uji Preverensi pada umumnya dapat memberikan sinyal awal terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
c.       Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
      Yaitu Prosedur Riset Pemasaran dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS.

d.      Test Markets ( Pengujian Pasar )
       Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya  akan dijual.

Metode Pokok Untuk Menguji Pasar Produk Konsumen, adalah sebagai berikut:

1.      Sales Wave Research
      Dalam metode tersebut diatas, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarkan lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga lebih murah.

2.    Simulated Test Marketing
       Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berhubungan dengan awarenes dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu.
     Mereka bisa saja diundang untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenanl ataupun yang masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Konsumen akan diberi sejumlah uang, lalu diminta untuk diminta untuk datang ke sebuah toko khusus di mana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan.

3.    Controlled Test Marketing
     Metode ini memungkinkan perusahaan menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung.

4.    Test Market
      Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerjasama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana perusahaan nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia menjual perusahaan. Biaya yang nantinya dibutuhkan bergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.

C.    Metode Pengajuan Produk

Seringkali orang melupakan bahwa ide tidak sama dengan produk. Hal ini memang mudah dipahami, namun tidak mudah untuk menanamkan dalam pikiran, terutama bagi orang-orang yang terlibat dengan produk. Anda tidak bisa hanya menyajikan deskripsi (ide) dari suatu produk dan mengharapkan orang untuk bereaksi secara realistis. Apalagi jika deskripsi disajikan tanpa unsur persuasi yang terkait. 
Jangan dulu mempercayai bahwa produk baru yang unggul akan terjual dengan sendirinya. Anda harus melihat produk  dari sudut pandang pelanggan. Kebanyakan orang akan skeptis dengan produk baru, oleh karenanya Anda memerlukan cara baru dalam mengenalkannya pada pelanggan.

Konsep pengujian merupakan proses yang menganalisa prosedur statistik membentuk ulang dan mengubah ide-ide mengenai ide dasar untuk produk. Sebelum produk diperkenalkan di pasar, hal itu akan menguji keberhasilan produk. Hal ini membantu mengembangkan titik yang menyatakan kualitas produk, posisi dan khalayak yang ditargetkan. 

Studi mengenai reaksi terhadap produk membantu kita mencakup banyak hal seperti  suka, alasan untuk membeli dan banyak hal lagi. Hal ini memfasilitasi konsumen untuk mengevaluasi dan mereka juga dapat memberikan masukan mereka selama proses pengembangan. Pengujian konsep ini juga dikenal sebagai alat manajemen untuk mengukur keberhasilan.

Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.

Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, seperti memberikan prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan di masa yang akan datang, pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, serta mendapat pemahaman lebih baik mengenai berbagai segmen pasar.

Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi bergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal memakai tekhnologi baru, pada umumnya menjalani pengujian ALPHA dan BETA. 

Pengujian ALPHA ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian ALPHA baik, perusahaan akan melanjutkan dengan melakukan pengujian BETA, yaitu mengundang konsumen potensial agar dapat melaksanakan pengujian secara rahasia di tempat mereka sendiri.

Sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga harga.

Secara umum terdapat 2 metode dalam melakukan pengujian sebuah produk yaitu :

  1. Meminta Konsumen menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, kemudian meminta mereka menjawab beberapa pertanyaan terkait deskripsi produk serta kepuasan mereka.
  2. Melaksanakan Blind Test, yaitu dengan cara konsumen membandingkan sedemikian rupa berbagai macam merek dan alternatifnya tanpa mengetahui merek atau produsennya.
Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran dagang. Produk baru industrial dapat diuji di tempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual di daerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi dan sebagainya. 

Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan.

Berdasarkan kajian terhadap produk sukses ditemukan 15 kunci kesuksesan pengembangan produk baru, yaitu :
  1. Produk yang unggul dan unik
  2. Produk yang berorientasi pasar
  3. Produk berorientasi internasional
  4. Melaksanakan tahap pra pengembangan
  5. Memiliki konsep produk yang jelas, tajam dan mendahului pesaing
  6. Peluncuran produk yang terencana dan terlaksana dengan baik
  7. Struktur organisasi proyek pengembangan produk baru yang tepat
  8. Dukungan oleh para pemimpin puncak
  9. Mendayagunakan kompetensi inti dan kapabilitas perusahaan
  10. Memilih pasar yang menarik (memiliki potensi profitabilitas tinggi)
  11. Fokus pada proyek yang unggul
  12. Pelaksanaan proyek dikendalikan dengan baik
  13. Kecukupan sumberdaya
  14. Kecepatan pengembangan produk baru
  15. Menggunakan sistem pengembangan proyek baru dengan disiplin
Pengembangan produk baru bukan suatu proses Trial and Error, tetapi suatu suatu proses yang harus dikelola dengan baik, dan didukung oleh riset yang mumpuni. Tentunya proses ini juga memerlukan dukungan dan komitmen dari para pemimpin puncak serta ketersediaan sumberdaya.

Mungkin anda masih ingat mengenai produk TARA NASIKU keluaran Unilever? Merek ini merupakan salah satu yang gagal di pasaran. Mengapa? TARA NASIKU kurang bisa diterima oleh pasar. Kualitas yang tidak sejalan dengan gencarnya promosi ditengarai menjadi salah satu sumber kekecewaan konsumen. Kemudian setelahnya, ada juga produk nasi instant dari GARUDAFOOD . Sukseskah? Yang jelas produk tersebut sulit ditemui. Kedua produk tersebut disebut-sebut sebagai produk yang gagal di pasaran.

Tahukah anda bahwa tingkat kegagalan produk baru mencapai 99% Oleh karena itu, sebenarnya terdapat banyak resiko dalam sebuah pengembangan dan pengajuan produk baru, di antaranya:

a.         Risiko R & D
       Risiko R & D adalah resiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau tidak disetujui oleh pihak yang berwenang . Biasanya resiko ini banyak dihadapi oleh perusahaan farmasi yang mengembangkan obat-obatan dan perusahaan makanan/minuman.

b.         Risiko Pemasaran
         Risiko pemasaran, yaitu bahwa produk yang tersebut gagal di pasaran . hal ini terjadi karena kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi sasaran.

Kemudian bagaimana cara meminimalisasi risiko dari kegagalan produk baru?
Caranya adalah dengan memanfaatkan riset pemasaran . Dibalik kesuksesan suatu produk terdapat pemahaman yang baik mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen, serta pemahaman mengenai bagaimana produk anda dapat mememnuhi kebutuhan tersebut dengan baik.

Langkah-langkah dalam meminimalisasi risiko kegagalan produk adalah sebagai berikut :

  1. Market Understanding (pemahaman pasar ), misalnya dengan riset kualitatif, pengkategorian dan segmentasi untuk mengetahui peta perasaingan dalam industri tersebut, alasan mengapa konsumen membeli produk tertentu, bagaimana mereka menggunakan suatu produk dan kebutuhan mana yang belum terpenuhi. Metode riset yang dilakukan antara lain Focus Group Discussion, In-depth Interview, dan kunjungan langsung yang dapat membantu anda untuk memperoleh informasi ini. Riset Kualitatif akan membantu Anda dalam : Mengetahui pendapat/perasaan konsumen mengenai suatu produk, pekerjaan dan gaya hidup, Memperoleh insigt mengenai konsumen yang tidak didapatkan sebelumnya, Memperoleh manfaat dari kreativitas konsumen.
  2. Ketika melakukan pendekatan Category Assesment Research, Anda meneliti  perilaku konsumen terhadap produk dan penggunaan produk dalam suatu kategori, bagaimana konsumen mengevaluasi merek berdasarkan atribut produk, apa yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian, serta mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan pemenuhan kebutuhan mereka.
  3. Kemudian segmentasi akan membantu dalam mengidentifikasi target pasar. Beberapa segmen memang menawarkan potensial laba yang lebih besar dibandingkan yang lainnya . Segmentasi  juga membantu dalam membuat positioning produk yang tepat.
Sehingga, melalui pemahaman pasar yang baik yang diperoleh melalui riset kualitatif, category assessment dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi dapat meminimalisasi risiko pemasaran.

Senin, 13 April 2020

TUGAS INDIVIDU
  1. Buatlah 1 buah gambar kerja suatu produk yang sesuai dengan jurusan kalian, kemudian  jelaskan setiap bagianya dan fungsinya secara berurutan !
  2. Buatlah satu contoh produk yang ingin dibuat kemudian buatlah analisis sederhananya meliputi : Bahan baku yang diperlukan, cara pengerjaan, cara pengemasan, dan perhitungan harga jual !

Minggu, 12 April 2020

Gambar Kerja Produk

           Gambar kerja adalah gambar acuan yang digunakan untuk merealisasikan antara ide ke dalam wujud fisik. Gambar kerja harus dipahami oleh semua personel yang terlibat dalam proses pembangunan fisik. Gambar kerjapun terdiri dari berbagai unsur yang memuat informasi mengenai dimensi, bahan dan warna.
             Menurut Suratman,  gambar kerja adalah suatu teknik penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang direkayasa, aktifitas menggambar mesin menghsilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai bahasa atau media untuk menyampaikan ide, gagasan atau informasi dari para insinyur yang mendesain suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya.
          Gambar kerja akan membantu wirausaha untuk menciptakan wujud fisik sesuai dengan ide sang arsitek. Dengan bantuan gambar kerja, seorang wirausaha tidak perlu untuk mengawasi setiap detail dari semua unsur pembangunan, karena akan menyita waktu dan tidak efisien. Maka dari itu, gambar kerja harus bisa dibaca dan dipahami oleh kontraktor pelaksana 

A. Konsep Lembar Kerja

     Banyak cara manusia menyampaikan semua pemikiran atau maksudnya. Baik secara lisan (suara) yang bersifat abstrak maupun lewat sebuah alat atau berupa visual (gambar atau tulisan). Sejak dahulu gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antara individu manusia dan sampai sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang teknik . 
    Desain produk atau dalam bahasa keilmuan disebut Desain Produk Industri, atau bisa juga dikatakan dengan Gambar kerja adalah sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk/form dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan kemampuan proses produksinya pada industri yang memproduksinya. 
     Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik yang bisa juga disebut dengan bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa gambar teknik harus dapat menjelaskan keterangan secara keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan/dikerjakan di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian   rupa sehingga mudah/bisa dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing, gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Shopdrawing ini juga bisa digunakan sebagai dasar pembayaran/penagihan kepada pemilik proyek. 
      Gambar kerja merupakan awal sebuah pekerjaan yang menyangkut konstruksi, meliputi bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara detail. Potongan-potongan serta  tampak 2 gambar rancangan dan detail gambar sekecil apapun dan merupakan sebuah item pekerjaan yang berguna untuk menghindarkan kerancuan yang membingungkan pihak-pihak yang berkepentingan. Jenis produk yang beraneka ragam mengakibatkan pekerja akan kesulitan untuk menentukan arti gambar yang tidak lengkap. Lambang-lambang harus dipergunakan daripada catatan-catatan dalam suatu bahasa dan pengertiannya harus seragam secara Internasional. Dalam membuat standar, hal yang penting adalah sampai sejauh mana kepastian tersebut dapat dipromosikan dengan ketentuan kondisi optimal dari standar harus ditetapkan. 
     Kesimpulnya, Gambar Teknik merupakan suatu bentuk ungkapan gagasan atau pemikiran mengenai suatu sistim, proses, cara kerja, konstruksi, diagram, rangkaian dan petunjuk yang bertujuan untuk memberikan instruksi dan informasi yang dinyatakan dalam bentuk gambar, atau lukisan teknis.

Secara umum, gambar teknik dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu gambar dua dimensi dan gambar tiga dimensi : 
1.      Gambar Dua Dimensi 
       Gambar dua dimensi adalah suatu gambar yang menampilkan salah satu bagian permukaan dari suatu benda, sehingga permukaan yang lain tidak ditampilkan pada gambar tersebut, tetapi dapat ditampilkan di sampingnya, baik atas, bawah, samping kanan maupun kirinya. Untuk mengetahui keterangan-keterangan yang diperlukan atau keterangan yang detail gambar dua dimensi. Fungsi dari gambar dua dimensi adalah memberikan informasi lengkap tentang suatu benda sehingga memudahkan baik bagi pembaca maupun bagi orang yang berkepentingan pada gambar tersebut . 
2.      Gambar Tiga Dimensi 
       Gambar tiga dimensi merupakan bentuk asli dari suatu benda, sehingga tampilannya sama dengan benda aslinya . Pada gambar tiga dimensi terdapat juga ukuran-ukuran umum dari suatu benda, tetapi tidak sedetail gambar dua dimensi .
Adapun yang dimaksud dengan ukuran umum adalah ukuran seperti panjang lebar, dan tinggi dari suatu benda. Fungsi gambar tiga dimensi adalah untuk melengkapi atau menampilkan benda jadi atau gambar susunan dari gambar dua dimensi.
       Untuk gambar kerja, biasanya gambar tiga dimensi tidak ditampilkan, hanya gambar dua dimensi saja, karena pada gambar tiga dimensi keterangan yang detail tentang benda tersebut tidak dapat ditampilkan.
B. Fungsi Gambar Kerja
     
    Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi, fungsi gambar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Penyampaian Informasi
           Pada permulaan industri, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh orang yang sama. Dalam hal ini gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu gagasan sehingga tidak diperlukan aturan-aturan dalam gambar tersebut .
         Gambar berfungsi untuk meneruskan maksud dari perancangan dengan tepat kepada orang-orang yang bersangkutan kepada perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan sebagainya. orang-orang yang bersangkutan bukan hanya orang-orang pabrik atau orang dibengkel sendiri, tetapi juga orang-orang dalam pabrik atau bengkel sub kontrak atau orang asing dalam bahasa lain. 

2. Pengawet, Penyimpanan dan Penggunaan Keterangan
         Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari suatu perusahaan dipadatkan dikumpulkan. oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk diperbaiki (reparasi), tetapi gambar diperlukan juga sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru dikemudian hari, sehingga diperlukan penyimpanan, kondifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.

3. Cara-cara Pemikiran dalam Penyiapan Informasi  
       Konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian gambar itu dievaluasi dan dianalisa secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna .
Contoh penerapan fungsi gambar kerja, misalnya dalam pembuatan rumah pasti Anda berkonsultasi dengan arsitek untuk membuat gambar kerja dengan desain yang diinginkan . Dengan dmkn fungsi gambar kerja dalam pembangunan rumah, yaitu sebagai pembantu dalam proses pembangunan karena apa yang apa yang akan dilaksanakan telah dengan matang di desain di awal perencanaa, sehingga dapat memberikan analisa tepat segala kemungkinan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan sesungguhnya .

C. Tujuan Gambar Kerja  

     Semua gambar yang ada pasti memiliki fungsi dan tujuan, walaupun gambar itu dibuat tanpa dasar apapun, akan tetapi persepsi orang melihatnya pasti akan berbeda-beda
Adapun tujuan - tujuan gambar yaitu :
1. Internasional Gambar
      Peraturan - peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang yang bersangkutan dan kemudian menjadi standar perusahaan. Agar tujuan dapat dicapai, penunjukan simbol-simbol gambar harus sama secara internasional. 

2. Mempopulerkan Gambar
        Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu keharusan, karena dalam teknologi tinggi dibutuhkan data-data yang pasti dan akurat dan tidak berdasarkan kebiasaan atau feeling.
3. Perumusan Gambar
       Berdasarkan sifat-sifat kerja masing-masing maka dari tiap-tiap bagian harus memiliki keterangan yang sama agar dapat dimengerti oleh semua orang.
4. Sistematika Gambar 
           Mengingat gambar banyak menyajikan perbedaan tidak hanya dalam bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda toleransi, lambang-lambang dst, maka harus ada sistematika dalam lingkungan perusahaan sendiri.
5. Penyederhanaan Gambar
          Tujuan agar menghemat waktu , menghindari kesalahan pengerjaan, mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan.
Tujuan gambar teknik untuk membuat orang berpikir satu tujuan. Misalnya, gambar kerja denah rumah, sudah pasti setiap yang melihat akan beranggapan ini adalah langkah awal sebelum menjadi sebuah rumah nyata.
Adapun fungsi gambar teknik secara umum, diantaranya : 
·         Alat Komunikasi                             
·         Arsip Perencana 
·         Menyampaikan Informasi 
·         Instruksi
  
D. Langkah-Langkah Pembuatan Gambar Kerja
   Gambar kerja merupakan gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan atau dikerjakan di lapangan .Gambar ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut dengan shopdrawing. Gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. 
    Konsep Abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian, gambar itu dievaluasi  dan dianalisis secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna .
    Kerja seorang perancang diawali dengan pembuatan sketsa. Gambar kasar tersebut kemudian dianalisa sehingga dapat ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus dibuat dan bagaimana metode pembuatannya . Desainer juga harus memberikan rincian banyaknyaelemen yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat keterangan-keterangan dengan detail . Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah gambar kerja .
     Dalam pembuatan gambar kerja, seorang perancang dibantu oleh juru gambar (drafter) yang bertugas menyajikan keterangan-keterangan pada gambar secara ringkas namun mencukup seluruh gagasan perancang. Seorang juru gambar harus selalu berkonsultasi dengan perancang atau perencana proses saat menyajikan keterangan-keterangan pada gambar .
       Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Seorang operator dituntut memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa  atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi gambar.
Berikut ini adalah contoh gambar kerja :
      Seorang wirausaha harus mampu membuat sebuah gambar kerja berupa desain produk yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha.
Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan beberapa hal berikut :
1.      Keamanan produk tersebut
2.      Ergonomis dari produk tersebut
3.      Kemudahan dalam penggunaannya
4.      Kepraktisan saat digunakan dimana saja
5.      Bahan baku yang dibuat
6.      Model atau bentuk yang sesuai massanya
Langkah-langkah  wirausahawan dalam membuat gambar kerja menjadi produk nyata, diantaranya : 
    1.      Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar 
    2.      Menetapkan ide atau gagasan 
    3.      Membuat gambar produk 
    4.      Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lainnya 
    5.      Menganalisanya mengenai contoh produk tersebut 
    6.      Evaluasi jika ada kekurangannya
E. Aplikasi Membuat Gambar Teknik
    Jika seorang wirausahawan ingin memasuki dunia keteknikan, maka ada beberapa aplikasi desain yang dibuat khusus untuk perencana/pembuat gambar teknik . Aplikasi ini sudah memiliki fitur yang memang sudah menjadi landasan dalam proses membuat gambar teknik, di antaranya :
·         Autocad                                      
·      Archicad
·         Sketchup                                         
·         3dmax
    Selain aplikasi digital, masih banyak cara untuk membuat gambar teknik seperti yang diketahui bahwa sejak dahulu ada kata digital jadi para desainer menggunakan alat seadanya. Selain itu, wirausahawan bisa membuat gambar teknik secara manual. Adapun alat dan bahannya, adalah :
1.      Pensil Gambar
2.      Pulpen
3.      Mistar, meliputi mistar siku-siku, busur derajat
4.      Meja Gambar
5.      Kertas
      6.      Jangka
TUGAS INDIVIDU
  1. Buatlah 1 buah gambar kerja suatu produk yang sesuai dengan jurusan kalian, kemudian  jelaskan setiap bagianya dan fungsinya secara berurutan !
  2. Buatlah satu contoh produk yang ingin dibuat kemudian buatlah analisis sederhananya meliputi : Bahan baku yang diperlukan, cara pengerjaan, cara pengemasan, dan perhitungan harga jual !
Sumber : 
Firmansyah Imam, dkk. 2018. Produk Kreatif dan Kewirausahaan Untuk Kelas XI SMK/MAK. Bandung : HUP
Suratman. 2011. Menggambar Teknik Mesin dengan Standar ISO. Bandung : CV Pustaka Setia
  
 

 

 

TUGAS BAB 1 PRODUKSI MASSAL 2

Loading…